Jumat, 06 Mei 2011

GANGGUAN PENGLIHATAN

A. Konsep Gangguan Penglihatan
Mata merupakan bagian yang fital dalam kehidupan yang untuk pemenuhan kehidupan sehari – hari terkadang perubahan yang terjadi pada mata dapat menurunkan kemampuan ber aktifitas. Para lansia yang memilih masalah matamenyebabkan orang tersebut mengalami isolasi social dan penurunan perawatan diri sendiri. Ketika orang bertambah tua, penglihatan kurang efisien. Pupil kurang rensponsifterhadap cahaya akibat sklerosis sfingter pupilae, yang mengakibatkan pengecilannya ukuran pupil. Lensa menjadi labih opak, dan luas pandangan menyempit, sehingga penglihatan perifer lebih sulit. ( Suzanne C Smaltzer,2001)
1. Mata normal
Mata merupakan organ penglihatan, bagian – bagian mata terdiri dari sclera koroid dan retina. Sclera merupakan bagian mata yang terluar yang terlihat berwarna putih, kornea adalah lanjutan dari sclera yang berbentuktransparan yang ada di depan bola mata, cahaya akan masuk melewati bola mata tersebut sedangkan koroid merupakan bagian tengah bagian dari bola mata yang merupakan pembuluh darah. Di lapisan ketiga merupakan retina, cahaya yang masuk dalam retina akan di putuskan oleh retina dengan bantuan aqneus humor, lensa vitous humor. Aqueus humor merupakan cairan yang melapisi bagian luar mata, lensa merupakan bagian transparan yang elastis yang berfungsi untuk akomodasi ( pearce evelyn, 2002)
2. hubungan usia dengan mata
kornea, lensa iris, aquous humormvitorous humor akan mengalami perubahan seiring bertambahnya usia, karena bagian utama yang mengalami perubahan/penurunan sensifitas yang menyebabkan lensa pada mata, produksi aquosus humor juga mengalami penurunan tetapi tidak terlalu terpengaruh terhadap keseimbangan dan tekanan intra okuler lensa umum. Bertambahnya usia akan mempengarui fungsi organ pada mata seseorang yang ber usia 60 tahun, fungsi kerja pupil akan mengalami penurunan 2/3 dari pupil orang dewasa atau muda, penurunan tersebut meliputi ukuran – ukuranpupil dan kemampuan melihat dari jarak jauh. Proses akomodasi merupakan kemampuan untukmelihat benda – benda dari jarak dekat maupun jauh. Akomodasi merupakan hasil koordinasi atas ciliary body dan otot – otot, apabila seseorang mengalami penurunan daya akomodasimaka orang tersebut disebut presbiopi ( Brantas1984.wordpress.com, 2009 ).
3. Masalah yang muncul pada lansia
a. Glaukoma
1) Definisi
Glaukoma adalah suatu penyakit yang memberikan gambaran klinik berupa peninggian tekanan bola mata, penggunaan pupil saraf optic dengan defek lapang pandang mata ( Sidarta, Ilyas, 2000 )
2) Etiologi
Penyakit yang ditandai dengan peninggian tekanan intra okuler ini disebabkan oleh:
a) Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan silier.
b) Berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata atau di celah pupil.



3) Patofisiologi
Glaukoma dapat digolongkan menjadi 4, yaitu :
a) Glaukoma Primer
Glaukoma primer terbagi menjadi 2, yaitu glaucoma sudut terbuka dan glaukoma sudut tertutup. Glaukoma sudut terbuka merupakan sebagian besar dari kasus glaukoma ( 90-95% ) yang meliputi kedua lensa. Disebut glaukoma sudut terbuka karena aqueus humor mempunyai pintu ke jaringan trabekular. Pengaliran ini dihambat oleh perubahan degenerative jaringan trabekular, saluran schleem dan jaringan yang berdekatan. Sedangkan glukoma sudut tertutup (sudut sempit) disebabakan karena ruang anterior yang secara anatomis menyempit sehingga iris terdorong ke depan, menempel ke jaringan trabekular dan menghambat aqueus humor mengalir ke saluran schleem. Pergerakan iris ke depan padat karena peningkatan tekanan viterus, penambahan cairan di ruang posterior atau lensa yang mengeras karena usia tua.
b) Glaukoma Sekunder
Glaukoma sekunder dapat terjadi karena peradangan mata, perubahan pembuluh darah dan truma. Dapat mirip dengan sudut Terbuka aau tertutup tergantung pada penyebabnya, missal : perubahan lensa ,kelainan uvea, trauma dan proses pembedahan.
c) Gloukoma Comgenital
Gloukoma congenital terbagi dua yaitu infanti atau primer dan gloukoma yang menyertai kelainan congenital lainnya
d) Gloukoma Absolute
Gloukoma absolute merupakan stadium akhir dari gloukoma, baik gloumkoma sudut terbuka atau tertutup, diman ssudah terjadi lebutaaan total akibat kelainan pada bola mata.pada gloukoma absolute kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal, pupil atrofi dengan eksvasi glaukimatose, mata keras seperti batu dan disertai rasa sakit
4) Manifestasi klinis
Tanda dan gejala pada gloukoma antara lain
a. Mata terasa sangat sakit
b. mual da muntah
c. ketajaman penglihaan menurun
d. terdapat haloatau pelangi pada sekitar lampu yang terlihat
e. konjungtiva bulbi kemotik atau edema
f. korne tampak keruh
g. bilik mata sangat dangkal
h. pupil lebar dengan reaksi yang lambat terhadap sinar
i. tekanan intra ocular sangat tinggi
b. Katarak
1) Definisi
Katarak adalah nama yang diberikan untuk kekeruhan lensa yang mengakibatkan pengurangan visus oleh suatu tabir atau layar yang diturunkan pada mata seperti melihat air terjun. Jenis katark yang sering ditemukan adalah adalah katarak sinilis ( proses degeneratif ). Proses yang terjadi bersamaan dengan presbiopi tetapi disamping itu lensa juga menjadi berwarna kuning dan keruh yang akan mengganggu pembiasan cahaya
2) Etiologi
a. proses penuaan atau degenerative
b. trauma
c. Oenyakit
d. Penyakit sisitemik (atau diabetis militus)
e. Defek congenital (salah satu kelainan herediter sebagai akibat dari infeksi virus prenatal)
3) Patofisiologi
Lensa normal memiliki struktur posterior iris yang jernih , transparan , berbentuk seperti kancing baju, mempunyai kekuatan refraksi yang besar. Lensa mengandung 3 komponen anatomis . pada zona sentral terdapat nucleus , di perifer ada kortek dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsul anterior dan posterior. Dengan bertambahnya usia m nucleus mengalami perubahan warna menjadi coklt kekuningan . Di sekitar opasitas terdapat densitas seperti duri dibagian anterior dan posterior nucleus. Opasitas pada kapsul posterior merupakan katarak yang paling bermakna selerti kristal salju . perubahan fisik kimia pada lensa mengalibatkan hilangnya transparansi . perubahan ikiimia dalam pritein lensa dapat menyebabkan koagulasi sehingga menyebabkan pandangan dengan menghambat pandangnan jalan cahaya untuk masuk retina.
Salah satu teori menyebutkan , terputusnya protein lensa normal disertai infuks air yang tegang dan mengganggu tranmisi sinar .teori lain mengtakan bahwa terdapat suatu enzim yang mempunyai peran dalam melindungi lensa dari proses degeneratif diman jumlah enzim akan menurun dengan bertambahnya usia . katark bias terjadi secara bilateral yang di sebabkan oleh kejadian trauma ataau penyakit sistemik namun paling sering trjadi karena proses penuaan yang normal . sedangkan factor yang paling berperan adalah sinar UV, obat obatan , alcohol , merokok , asupan vitain anti oksidanyang kurang dalam waktu lama
4) manifesttasi klinis
Katark di diagnosis terutama dengan gejala subyektif . biasanya klien melapor penurunan ketajaman penglihatan dan silau serta gangguan fungsional sampai derajat tertentu yang di akibatkan oleh kehilanagan penglihatan. Retina tidak akan tampak dengan optalmoskop. Ketika lensa udah menjadi opok, cahaya akan di pandangan dan bukan di transmisikan dengan tajam akan menjadi bayangan yang focus pada retina dan hasilnya adalah pandangan menjadi kabur dan redup, minyiloukan dengan dsisorsibayangan dan sulit melihat pada malam hari/ selain itu, pupil yang normal berwarna hitam akan tampak berwarna putih abu-abu.

B. Konsep Gangguan Pendengaran
Menurut palumba dalam Mickey stenly (2006) gangguan pendengaran adalah suatu kecacatan yang tetap dan sering diabaikan yang dapat secara dramatis mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Penurunan pendengaran adalah masalah kesehatan kedua yang paling umum yang mempengaruhi lansia.
Telinga berfungsi untuk mendengarkan suara dan alat keseimbangan tubuh, telinga dibago 3 bagian : telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. Bagian luar terdiri dari telinga luar sampai dengan membran tympani, telinga tengah terdiri dari kavum tympani ( maleus, innkus, stapes ) antrum tympani, tuba audutiva eustachi sedang telinga dalam terdiri dari : labirintus asseus, labirintus membrane neus ( Evelyn peace, 2002 )
Gangguan pendengaran terjadi pada usia 65 tahun ( 55% ) > 80 tahun mencapai 66%, gangguan pendengaran tidak hanya terjadi karena adanya penambahan usia seperti gangguan pendengaran karena konsumsi ( Brantas1984.wordpress.com,2009 )
1. Kelainan pendengaran dan organ yang berhubungan dadalah ( Boedhi R. Darmogo dan H. Hadi martono, 2004 )
a. Gangguan pendengaran tipe konduktif
Gangguan bersifat mekanik sebagai akibat dari kerusakan kanalis auditorius, membrane tympani atau tulang – tulang pendengaran. Salah satu penyebab pendengaran tipe konduktif yang terjadi pada usia lanjut adalah adanya serumen obtural.
b. Gangguan pendengaran tipe sensori neural
Penyebab utama adalah kerusakan neural akibat bising, peresbikusis, obat yang ototoksis, hereditas, reaksi packa radang dan komplikasi aterosklerosis
c. Presbikusis
1) Definisi
Presbikusis atau tuli pada orang tua diartikan sebagai gangguan pendengaran sensori neural pada individu yang lebih tua. Yang khas dari padanya, presbikusis menyebabkan gangguan pendengaran bilateral terhadap frekuensi tinggi yang diasosiasikan dengan kesulitan mendiskriminasikan kata – kata dan juga gangguan terhadap pusat pengolah informasi pada saraf auditorius.
2) Etiologi
Presbikusis biasanya merupakan akibat dari proses degenerasi. Kasus presbikusis mempunyai hubungan dengan factor herditer, pola makan, metabolisme, arterioskleosis, infeksi, bising dan gaya hidup. Sedangakan menurunnya fungsi pendengaran secara berangsur – angsur merupakan efek kumulatif dari pengaruh factor tersebut diatas.
3) Patofisiologi
Proses degenerasi menyebabkan perubahan struktur kokhlea dan nervus estibulocochlearis. Pada kokhlea perubahan yang mencolok adalah atrofi dan degenerasi sel – sel rambut penunjang pada organ corti. Proses atrofi ini disertai dengan perubahan vaskuler yang terjadi pada stria vaskularis. Selain itu terdapat pula perubahan berupa berkurangnya jumlah dan ukuran sel saraf. Para ahli membagi 4 macam tipe dari prebikusis dank e 4 tipe dari prebikusis adalah sebagai berikut :
a) Presbikusis sensorik
Presbikusis tipe ini menunjukan atrofi dari epitel disertai hilangnya sel – sel rambut dan sel – sel penyokong organ corti. Prosesnya berasal dari bagian kokhlea dan perlahan – lahan menjalar kedaerah apeks. Perubahan ini berhunbangan dengan penurunan ambang frekuensi tinggi yang dimulai setelah usia pertengahan. Secara histology, atrofi dapat terbatas hanya beberapa millimeter dari awal kokhlea. Proses ini berjalan dengan lambat, sedangkan beberapa teori lai mengatakan bahwa perubahan ini terjadi akibat akumulasi dari granul pigmen lipofusin.
b) Presbikusis neural
Presbikusis tipe ini memperlihatkan atrofi dari sel – sel saraf dikokhlea dan jalur – jalur saraf pusat. Presbikusis tipe ini ditandai dengan hi;langnya neuro yang dimulai pada awal kehidupan dan mungkin diturunkan secara genetic. Efeknya tidak disadari sampai seseorang berusia lanjut, sebab gejala tidak akan timbul sampai 90% neuron akhirnya hilang. Atrifi terjadi mulai dari kokhlea dengan bagian basilarnya sedikit lebih banyak terkenl dibandingkan sisa dari bagian kokhlea lainyan. Keparahan presbikusis tipe ini menyebabkan penurunan diskriminasi kata – kata yang secara klinis berhubungan dengan presbikusis neural dan dapat dijumpai sebelum terjadinya gangguan pendengaran
c) Presbikusis metabolic
Kondisi ini dihasilkan dari atrofi stria vaskularis. Stria vaskularis normalnya berfungsi menjaga keseimbangan bioelektrik dan kimiawi dan juga keseimbangan metabolic dari kokhlea. Atrofi dari stria ini menyebabkan hilangnya pendengaran yang dipresentasikan melalui kurva pendengaran yang datar, sebab seluruh kokhlea terpengaruh. Proses ini berlangsung pada seseorang yang berusia antara usia 30 – 60 tahun. Berkembang dengan lambat dan mungkin bersifat familiar.
d) Presbikusis mekanik ( presbikusis kondiktif kokhlear )
Kondisi ini disebabkan oleh penebalan dan kekakuan sekunder dari membrane basilaris kokhlea. Terjadi peribahan gerakan mekanik dari duktus kokhlearis dan atrofi dari ligament spiralis.
Salah satu penemuan yang paling terkenal sebagai penyebab potensial dari presbikusis adalah mutasi pada DNA mitokondria. Kerusakan DNA mitokondria dapat menyebabkan berkurangnya fosfolirasi oksidatif yang berujung pada masalah funsi neuron ditelinga dalam.
4) Manifestasi klinis
Keluhan utama pada presbikusis berupa berkurangnya pendengaran secara perlahan dan progresif, simetris pada kedua telinga. Sedangkan keluhan lainnya berupa tenga berdenging ( tinnitus ). Pasien dapat mendengar suara percakapan tapi sulit untuk memahaminya terutama bila diucapkan secara cepat dengan latar belakang yang riuh ( cocktail party deafness ). Terkadang suara pria seperti suara wanita. Bila intensitas suara dinaikkan akan timbul rasa nyeri ditelinga.
d. Tinnitus
1. Definisi
Tinnitus merupakan suatu gangguan pendengaran dengan keluhan perasaan mendengar bunyi tanpa adanya rangsangan dari luar. Keluhan bias berupa bunyi mendenging, menderu, mendesis atau berbagai macam bunyi lain. Sumber bunyi tersebut berasal dari tubuh penderita itu sendiri. Meski demikian tinnitus hanya merupakan gejala dan bukan penyakit sehingga harus diketahui penyebabnya.
2. Etiologi
Penyebab terjadinya tinnitus sangat beragam dan beberapa penyebabnya antara lain :
a. Kotoran yang ada ditelinga, yang apabila dibersihkan rasa berdengingnya akan hilang
b. Infeksi telinga tengah dan dalam
c. Gangguan darah
d. Tekanan darah yang terlalu tinggi atau rendah, dimana hal tersebut merangsang saraf pendengaran
e. Meniere’s syndrome, dimana tekanan cairan dalam rumah siput atau kokhlea meningkat yang menyebabkan pendengaran menurun
f. Keracunan obat dan penggunaan obat aspirin
3. Patofisiologi
Menurut frekuensi getarannya, tinnitus terbagi menjadi 2 yaitu :
a. Tinnitus frekuensi rendah ( seperti bergemuruh )
b. Tinnitus frekuensi tinggi ( seperti berdenging )
Tinnitus biasanya dihubungkan dengan tuli sensori neural dan dapat juga terjadi karena gangguan konduksi yang biasanya berupa bunyi dengan nada rendah. Jika disertai dengan inflamasi bunyi dengung akan terasa berdenyut ( tinnitus pulsasi ) dan biasanya terjadi pada sumbatan liang telinga, tumor atau otitis media. Sedangkan pada tuli sensori neural biasanya timbul tinnitus subjektif nada tinggi ( 4000Hz ). Terjadi dalam rongga telinga dalam ketika gelombang suara berenergi tinggi merambat melalui cairan telinga, merangsang dan membunuh sel – sel rambut pendengaran, maka telinga tidak dapat berespon lagi terhadap frekuensi suara. Namun jika suara keras tersebut hanya merusak sel – sel rambut maka hanya akan terjadi tinnitus, yaitu dengungan keras pada telinga.
4. Manifestasi klinis
Pendengaran yang terganggu biasanya ditandai dengan :
a. Mudah marah
b. Pusing
c. Mual
d. Mudah lelah
Pada kasus tinnitus sendiri terdapat gejala berupa : telinga berdenging yang dapat terus menerus terjadi atau bahkan hilang timbul. Denging tersebut dapat terjadi sebagai tinnitus bernada rendah atau tinggi. Sumber bunyi diantaranya berasal dari denyut nadi, otot – oto dalam rongga telinga yang berkontraksi dan juga akibat gangguan saraf pendengaran.






BAB II
PROSES KEPERAWATAN
A. Proses Keperawatan Pada Lansia Dengan Gangguan Penglihatan
1. Pengkajian Keperawatan
a. Rasa nyeri pada mata
b. Kelemahan penglihatan atau buram
c. Penglihatan ganda
d. Kehilangan penglihatan yang datan tiba-tiba
e. Tekanan bola mata
2. Diagnosa Keperawatan
a. Self care deficit b/d ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
b. Social isolation b/d penglihatan yang tidakjelas, aktivitas gerak yang tidak bebas
c. Resiko cidera b/d kerusakan penglihatan
d. Defisit pengetahuan b/d ketidakmampuan keluarga memanfaatkan pelayanan kesehatan
3. Intervensi Dan mplementasi Keperawatan
Tujuan perenncanaan : Membantu lansia berfungsi seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan dan kondisi fisik, psikologis, dan social dengan tidak tergantung pada orag lain.
a. Self care deficit b/d ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Sebagian lansia mengalami kemunduran/motivasi untuk melakukan perawatan secara teratur karena penurunan daya ingat, kebiasaan di usia muda, kelemahan dan ketidakmampuan.
Masalah : keringat berkurang mengakibatkan kulit lansia bersisik kering.
Intervensi :
1) Meningkatkan/membantu
2) Menganjurkan untuk menggunakan sabun lunak dan gunakan skin lotion
b. social isolation b/d penglihatan yang tidakjelas, aktivitas gerak yang tidak bebas
Masalah yang sering ditemukan : penurunan daya ingat, pikun, depresi, lekas marah mudah tersinggung, curiga dapat terjadi karena hubungan interpersonal yang tidak adekuat.
Intervensi :
1) Berkomunikasi dengan kontak mata
2) Memberikan stimulus/mengingatkan lansia terhadap kegiatan yang akan dilakukan
3) Memberikan kesempatan untuk mengekspresikan perasaan
4) Menghargai pendapat lansia
c. Resiko cidera b/d kerusakan penglihatan
Kecelakaan yang sering terjadi : jatuh, kecelakaan lalu lintas, kebakaran karena fleksibilitas mulai berkurang, penurunan fungsi pendengaran dan penglihatan, lingkungan yang kurang aman.
Intervensi :
1) Biarkan menggunakan alat Bantu
2) Latih untuk mobilisasi
3) Menggunakan kacamata
4) Menemani bila berpergian
5) Ruangan dekat kantor
6) Meletakkan bel di baeah bantal
7) Tempat tidur tidak terlalau tinggi
8) Menyediakan meja kecil deket tempat tidur
9) Lantai bersih, rata dan tidak licin/basah
10) Peralatan yang menggunakan roda dikunci
11) Pasang pengaman di kamar mandi
12) Hindari lampu yang redup dan yang menyilaukan (sebaiknya lampu 70-100 watt)
13) Gunakan sepatu dan sandal yang beralat karet
d. Defisit pengetahuan b/d ketidakmampuan keluarga memanfaatkan pelayanan kesehatan
Masalah yang sering ditemukan adalah menegemen perawatan di rumah oleh keluarga dan pengetahan pasien tentang gangguan sensori yang diderita.
Intervensi :
1) Memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang keterampilan dalam memberikan perawatan di rumah
2) Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien tentang gangguan sensori yang diderita
4. Evaluasi Keperawatan
Hal yang diharapkan adalah :
a. Terpeliharanya kebersihan diri pada pasien
b. Meningkatkan hubungan interpersonal
c. Terciptanya rasa aman pada pasien
d. Meningkatkan pengetahuan keluarga dalam memberikan perawatan terhadap pasien
B. Proses Keperawatan Pada Lansia Dengan Gangguan Pendengaran
1. Pengkajian Keperawatan
a. Kaji adanya gangguan obat-obat yang menyebabkan ototoxic dan merusak sistem saraf pusat serta organ-organ bagian telinga dan keseimbangan
b. Kaji riwayat pengguanaan obat-obatan
2. Dagnosa Keperawatan
a. Kerusakan komunikasi verbal b/d kerusakan pendengaran
b. Devisit aktivitas b/d ketidakseimbangan dalam beraktivitas karena hilangnya fungsi pendengaran
c. Kehilangan perawatan diri di rumah b/d hilangnya fungsi pendengaran
d. Kerusakan interaksi social b/d kerusakan saraf sensori
3. Itervensi Dan Implementasi Keperawatan
Tjuan perencanaan :
Membantu lansia berfungsi seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan dan kondisi fisik, psikologis, dan social denagan tidak tergantung pada orang lain.
a. Kerusakan komunikasi verbal b/d kerusakan pendengaran
Masalah yang sering ditemukan adalah kerusakan dalam berkomunikasi secara verbal.
Intervensi :
1) Ketika berbicara kerusakan suara (bukan teriak) atau menyuruh untuk memperhatikan mulut si pembicara.
2) Ajak klien berkomunikasi secara santai dengan jarak yang dekat
3) Berbicar yang jelas dan tidak terlalu cepat dan saling bertatap muka.
4) Hindarkan adanya suara-suara yang mengganggu seperti suara radio dan TV.
5) Jika kerusakan komunikasi maka gunakanlah kertas sebagai komunikasi verbal atau dengan symbol..
6) Berikan lingkungan yang nyaman bagi klien.
7) Gunakan alat Bantu pendengaran bila diperlukan
b. Devisit aktivitas b/d ketidakseimbangan dalam beraktivitas karena hilangnya fungsi pendengaran
Masalah yang sering ditemukan adalah kecendrungan pasien untuk melakukan aktivitas sangat jarang (ogah-ogahan)
Intervensi :
1) memberikan ruang seluas-luasnya bagi pasien untuk melakukan kegiatan yang digemari
2) membuat jadwal untuk aktivitas sehari-hari pasien
c. Kehilangan perawatan diri di rumah b/d hilangnya fungsi pendengaran
Masalah yang sering ditemukan adalah kurangnya pengetahuan keluarga dalam memberikan perawatan bagi pasien.
Intervensi :
1) Memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang keterampilan dalam memberikan perawatan di rumah
d. Kerusakan interaksi social b/d kerusakan saraf sensori
Masalah yang sering ditemukan adalah terjadi hubungan interpersonal yang tidak baik akibat terganggunya fungsi pendengaran.
Intervensi :
1) Gunakanlah alat Bantu pendengaran pada pasien
4. Evaluasi Keperawatan
a. Membaiknya komunikasi verbal dalam aktivitas sehari-hari
b. Meningkatnya aktivitas pasien
c. Terciptanya perawatan pasien di rumah dengan baik.
d. Terciptanya hubungan social yang baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar