Jumat, 06 Mei 2011

konsep dasar perawatan gerontik

A. Definisi
Ilmu keperawatan gerontik berasal dari kata ilmu+keperawatan +gerontik. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan,didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan,berbentuk pelayanan bio,psiko,sosial dan spiritual yang komperehensif,ditujukan pada individu,keluarga dan masyarakat,baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.Berdasarkan definisi di atas,maka yang menjadi perhatian keperawatan adalah empat elemen utama(mayor elemen),yaitu:
1. Keperawatan adalah ilmu dan kiat
Sebagai sains ia lebih merupakan sains terapan(applied science),menggunakan pengetahuan,konsep,dan prinsip-prinsip dari berbagai kelompok ilmu,khususnya fisika dan biologi yang termasuk biomedik,juga ilmu perilaku dan ilmu sosial.Sains dari keperawatan sendiri yang merupakan sintesis dari ilmu-ilmu dasar tersebut sedabng berada dalam proses pertumbuhan dan pengembangan.
2. keperewatan adalah profesi yang berorientasi kepada pelayanan
Pada hakikatnya kegiatan atau tindakan keperawatan bersifat membantu(assisstive in nature).perawat membantu klien atau masyarakat untuk mengatasi efek dari masalah sehat sakit(health illnes problem) pada kehidupan sehari-harinya.
3. keperawatan mempunyai empat tingkat klien
Empat tingkat tesebut adalah:
a. pasien atau klien secara individual,yang merupakan pusat dari asuhan keperawatan di rumah sakit dan klinik.
b. keluarga yang merupakan unit fokus pelayanan dari praktik kesehatan komunitas.
c. Kelompok
d. komunitas
4. Pelayanan keperawatan mencakup seluruh rentang pelayanan kesehatan
Pelayanan keperawatan dilakukan oleh perawat bersama-sama dengan tenaga kesehatan lain dalam mencapai tujuan promosi dan pembinaan kesehatan,pencegahan penyakit,diagnosis dini dan pengobatan segera,penyembuhan dan kesembuhan dari penyakit atau kecelakaan,serta rehabilitasi.
Gerontik berasal dari kata:gerontologi+geriatrik.gerontologo adalah cabang ilmu yang membahas atau menangani proses enuaan dan masalah yang timbul pada orang yang telah berusia lanjut.Geriatrik berkaitan dengan penyakit atau kecacatan yang terjadi pada orang yang berusia lanjut.Keperawatan geriatri adalah praktek keperawatan yang berkaitan dengan penyakit pada proses penuaan.sedangkan keperawatan gerontik adalah suatu pelayanan profesional yang berdasarkan ilmu dan kiat atau teknik keperawatan ayng berbentuk bio,psiko,sosial,spirtual,dan kultural yang holistik yang ditujukan pada klien usia lanjut,baik sehat maupun sakit pada tingakat individu,keluarga ,kelompok,dan masyarakat.

PROSES PENUAAN DAN PERUBAHAN YANG TERJADI PADA LANSIA
Proses penuaan merupakan proses alamiah setelah tiga tahap kehidupan, yaitu masa anak, masa dewasa, dan masa tua yang tidak dapat dihindari oleh setiap individu. Pertambahan usia akan menimbulkan perubahan – perubahan pada struktur dan fisiologi dari berbagai sel/jaringan/organ dan sistem yang ada pada tubuh manusia. Proses ini menjadikan kemunduran fisik maupun psikis. Kemunduran fisik ditandai dengan kulit mengendur, rambut memutih, penururan pendengaran, penglihatan memburuk, gerakan lambat, dan kelainan berbagai fungsi organ vital. Sedangkan kemunduran psikis terjadi peningkatan sensitifitas emosional, menurunnya gairah, bertambahnya minat terhadap diri, berkurangnya minat terhadap penampilan, meningkatnya minat terhadap material, dan minat kegiatan rekreasi tidak berubah ( hanya orientasi dan subjek saja yang berubah ). Namun, hal diatas tidak harus menimbulkan penyakit. Oleh kerena itu , lansia harus senantiasa berada dalam kondisi
yang di artikan sebagai kondisi :
1. Bebas dari penyakit fisik, sehat, mental dan sosial.
2. Mampu melakukan atifitas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
3. Mendapatka dukungan secara sosial dari keluarga dan masyarakat.
Ada dua proses penuaan, yaitu penuaan secara primer dan penuaan secara sekunder. Penuaan primer akan terjadi bilaterdapat perubahan pada tingkat sel, sedangkan penuaan sekunder merupakan proses penuaan akibat faktor lingkungan fisik dan sosial, stres psikis/fisik, serta gaya hidup dan diet dapat memprcepat proses menjadi tua. Secara umum, perubahan psikologis proses penuaan adalah sebagai berikut.
1. Perubahab mikro merupakan perubahan yang terjadi dalam sel seperti:
a. Berkurangnya cairan dalam sel
b. Berkurangnya ukuran sel
c. Berkurangnya jumlah sel
2. Perubahan makro, yaitu perubahan yang jelas dapat di amati atau terlihat seperti :
a. Mengecilnya kelenjar mandibula
b. Menipisnya diskus intervertebralis
c. Erosi pada permukaan sendi-sendi
d. Terjadi osteoporosis
e. Otot-otot mengalami atrofi
f. Sering di jumpai adanya emfisema polmonum
g. Presbiopi
h. Adanya anteriosklerosis
i. Menopause pada wanita
j. Adanya demensia senilis
k. Kulit tidak elastis lagi
l. Rambut memutih.
Karakteristik penyakit yang di jumpai pada lansia
1. Penyakit yang sering multipel, saling berhubungan satu sama lain
2. Penyakit yang bersifat degenaratif,sering menimbulkan kecacatan
3. Gejala sering tidak jelas, dan berkembang secara perlahan
4. Masalah psikologi dan sisial sering timbulbersamaan
5. Lansia sangat peka terhadap infeksi akut
6. Sering terjadi enyakit yang bersifat iatrogenik

LINGKUP ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
Fenomena yang menjadi bidang garapan keperawatan gerontik adalah Tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia pada lansia sebagai akibat prses penuaan. Lingkup asuhan keperawatan keperawatan gerontik meliputi :
1. Ketidak mampuan pencegahan akibat proses penuaan
2. Perawatan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan akibat proses penuaan
3. Pemulihan ditujukan untuk mengatasi keterbatasan ssebagai akibat proses penuaan

PERAN DAN FUNGSI PERAWAT GERONTIK
Dalam praktinya dalam menangani kasus gerontik,perawat melakukan peran dan fungsi sebagai berikut:
1. Sebagai care giver atau pemberi asuhan keperawatan secara langsung
2. Sebagai pendidik klien lansia
3. Sebagai motivator klien lansia
4. Sebagai advokat klien
5. Sebagai konselor atau memberi konseling pada klien lansia

TANGGUNG JAWAB PERAWAT GENOTIK
Tanggung jawab perawat gerontik antara lain :
1. Membantu klien memperoleh kesehatan secara optimal
2. Membantu klien lansia memelihara kesehatanya
3. Membantu klien menerima keadaanya
4. Membantu klien lansia menghadapi ajal dengan di perlakukanya secara manusiawi sampai meninggal.


TUGAS PERKEMBANGAN PADA LATE ADULTHOOD
Tugas perkembangan pada late adulthood antara lain :
1. Menerima penurunan dan keerbatasan
2. Menyasuaikan dengan masa pensiun
3. Mengatur pola hidup yang teroganisir
4. Menerima kehilangan dan kematian dengan tentram (Erikson’s, Tahap integrity versus despair)


SIFAT PELAYANAN DAN MODEL PEMBERIAN KEPERAWATAN
Berikut ini akan di jelaskan mengenai sifat pemberihan asuhan keperwatan serta model yang biasanya di gunakan.
Sifat pemberian asuhan keperawatan
Sifat pemberian yang di berikan antara lain :
1. Indepenent, yaitu perawat gerontik yang melakukan asuhan keperawatan pada klien lansia di lakukan secara mandiri.
2. Interdependent, yaitu dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien lansia di lakukan melalui kerja sama dengan tim kesehatan.
3. Humanistik, yaitu dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien lansia memandang sebagai mahluk yang perlu untuk di berikan secara layak dan manusiawi.
4. Holistik, yaitu klien lansia memiliki kebutuhan yang utuh, baik bio, psiko, sosial dan spiritual yang mempunyai karakteristik berbeda-beda antara satu dengan yang lainya.



Model Pemberian Asuhan Keperawatan
Model pemberian asuhan kerawatan profesional yang di berikan adalah dalam bentuk model asuhan keperawatan dan model manajerial. Model asuhan keperawatan yang di terapkan pada lansia pada keperawatan gerontik belum ada yang sesuai, tetapi model yang mudah di terima adalah model dari S. Callista Roy (Adaptation Model Of Nursing), di mana Callista Roymemandang klien sebagai suatu sistem adaptasi. Tujuan dari keperawatan adalah membantu seorang lansia untuk beradaptasi terhadap suatu pemenuhan kebutuhan kebutuhan psikologis, konsep diri suatu fungsi peranya, dan berhubungan interpendensi selama sehat sakit (Marinner dan Tomery, 1994). Masalah asuhan keperawatan muncul ketika klien tidak mampu beradaptasi terhadap lingkungan internal dan eksternal. Seluruh individu harus beradaptasi terhadap kebutuhanya, kebutuhan tersebut antara lain kebutuha fisiologis dasar, pengembangan kkonsep diri positif, penampilan peran sosial, serta pencapaian keseimbangan antara kemandirian dan ketergantungan.
Perawat menentukan apakah kebutuhan di atas menyababkan timbulnya masalah bagi klien dan mengkaji bagaimana klien baradaptasi terhadap hal tersebut. Asuhan keperawatan di berikan dengan tujuan untuk membantu klien untuk beradaptasi. Sedangkan pada model manjerial perlu di pertimbangkan dari segi ketenangan, visi, misi dan tujuan yang ada pada organisasi pelayanan keperawatan.
















BAB III
PERUBAHAN-PAERUBAHAN FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS PADA PROSES PENUAAN

A. PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA PROSES PENUAAN
Perubahan kondisi fisik pada lansia meliputi : perubahan dari ke tingkat sel ke semua sistem organ tubuh, di antaranya sistem pernafasan, pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler, sistem pengaturan tubuh, muskuloskeletal, gastrointestinal, urogenital, endokrin dan integumen. Masalah fisik sehari-hari yang sering di temukan pada lansia di antaranya lansia mudah jatuh, mudah lelah, kekacauan mental akut, nyeri pada dada, berdebar debar, sesak nafas pada punggung, nyeri sendi pinggul, sulit tidur, sering pusing, berat badan menurun, gangguan pada fungsi penglihatan, pendengaran, dan sulit menahan kencing.
Beberapa fungsi sistem organ yang terjadi akibat proses penuaan :
1. Keseluruhan
berkurangnya tinggi dan berat badan, bertambahnya fat to lean body, mass ratio, dan berkurangnya cairan tubuh.
2. Sistem integumen
kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak, kulit kering dan kurang elastis karena menurunya cairan, hilangnya jaringan adiposa, kulit pucat, dan terdapatnya bintik-bintik hitam akibat menurunya aliran darah ke kulit. Menurunya sel-sel memproduksi pigmen, kuku jari tangan dan kaki menjadi tebal dan serta mudah rapuh. Pada wanita usia lebih dari 60 tahun, rambut wajah meningkat, rambut menipis atau botak, warna rambut kelabu, serta kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya.
3. Temperatur tubuh
Temperatur tubuh menurun akibat kecepatan metabolisme yang menurun, keterbatasan reflek menggigil, dan tidak bisa memproduksi panas yang banyak di akibatkan oleh rendahnya aktivitas otot
4. Sistem muskular
Kecepatan dan kekuatan kontraksi otot skeletal berkurang, pengecilan otot menurunannya serabut otot.
5. Sistem kardiovaskuler
Katub jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung memompa darah menurun 1% pertahun, dan brkurangnya curah jantung.
6. Sistem perkemihan
Ginjal menecil, nefron menjadi trofi, aliran darah ke ginjal menurun sampai 50%, filtrasi glomerolus menurun hingga 50%, fungsi tubulus berkurang mengakibatkan kurang mampu memekatkan urin, BJ urin menurun, proteinuria, BUN meningkat, ambang ginjal terhadap glukosa meningkat, kapasitas kandung kemih menurun 200 ml karena otot yang melemah, frekuensi berkemih meningkat, kandung kemih sulit di kosongkan pada pria akibat retensi urin meningkat, pembesaran prostat (75 % usia di atas 65 tahun), bertambahnya glomeruli yang abnormal, berkurangnya creatine clearance, berkurangnya aliran darah renal, berkurangnya osmolalitas urin maksimal, berat ginjal menurun 30-50 %, jumlah nefron menurun, dan kemampuan memekatakan atau mengencerkan urin dalam ginjal menurun.
7. Sistem pernafasan
Oto-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku, menurunya aktifitas silia, berkurangnya elastisitas paru, alveoli ukuranya melebar dari biasanya, jumlah alveoli berkurang, oksigen arteri menurun menjadi 75 mmHg, CO2 pada arteri tidak berganti, berkurangnya maximal oxygen uptake, dan berkurangnya reflek batuk.
8. Sistem gastro intestinal
Kehilangan gigi, indra pengecap menurun, esofagus melebar, rasa lapar menurun, asam lambung menurun, waktu pengosongan lambung mennurun, peristaltik melemah, sehingga dapat mengakibatkan konstipasi, kemampuan absopsi menurun, hati mengecil, produksi saliva menurun, serta produksi HCL dan pepsin menurun pada lambung.
9. Rangka tubuh
Osteartritis, hilangnya zat pembentuk tulang (bone substance)
10. Sistem penglihatan
Kornea lebih berbentuk sferis, sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar ; lensa menjadi keruh ; meniingkatnya ambang pengamatan sinar (daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, susah melihat cahaya gelap); berkurang atau hilangnya daya akomodasi; menurunya lapang pandang (berkurang luas pandangan, berkurang sensitivitas terhadap warna: menurunya kemampuan membedakan warna hijau atau biru pada skaladepth percepption).
11. Sistem penndengaran
Presbiakusis atau penurunan pendengaran, membran timpany menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis, penumpukan serumen, sehingga mengeras karena meningkatnya keratin,perubahan degeneratifosikel, bertambahnya obstruksi tuba eustachii, berkurangnya prsepsi nada tinggi, berkurangnya ‘pitch’ diserimination.
12. Sistem persyarafan
Berkurangnya berat otak sekitar 10-20%, berkurangnya sel kortikal, reaksi menjadi lambat, kurang sensitif terhadap sentuhan, berkurangnya aktivitas sel T, bertambahnya waktu jawaban motorik, hantaran neuron motorik melemah, dan kemunduran fungsi saraf otonom.
13. Sistem endokrin
Produksi hampir semua hormon menurun, fungsi paratyroid dan sekresinya tidak berubah, berkurangnya ACTH, TSH, FSH, dan LH. Menurunya aktivitas tiroid akibat basal metabolisme menurun, menurunya produksi aldosterol, mennurunya sekresi hormon gonand (progesteron, estrogen, sldosteron) bertambahnya insulin, norefinefrin, parathormone, vasopresin, berkurangnya tritotironin, dan psikomotor menjadi lambat.
14. Sistem reproduksi
Selaput lendir vagina menurun atau kering, menciutnya ovarium dan uterus, atrofi payudara, testis masih dapat memproduksi sperma meskipun penurunan secara berangsur-angsur dan dorongan seks menetap sampai di atas usia 70 tahun asalkan kondisi kesehatan tetap baik, penghentian produksi ovum saat menoupouse.
15. Daya pengecap dan pembauan
menurunya kemampuan untukmelakukan pengecapan dan pembauan, sensitivitas terhadap empat rasa menurun (gula, garam, mentega, dan asam) setelah usia 50 tahun.

B. PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA PROSES PENUAAN
Pada umumnya lansia mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. Perubahan – perubahan mental ini erat sekali kaitannya dengan perubahan fisik, keadaan kesehatan, tingkat pendidikan atau pengetahuan, dan situasi lingkungan. Intelegesi diduga secara umum makin mundur terutama faktor penolakan abstrak, mulai lupa terhadap kejadian baru, masih terekam baik kejadian masa lalu. Dari segi mental dan emosional sering muncul perasaan pesimis, timbulnya perasaan tidak aman, dan cemas. Adanya kekacauan mental akut, merasa terancam akan timbulnya suatu penyakit atau takut ditelantarkan karena tidak berguna lagi. Munculnya perasaan kurang mampu untuk mandiri sarta cenderung untuk bersifat introvert. Faktor – faktor yang mempengaruhi perubahan kondisi mental diantaranya :
a. Pertama – tama perubahan fisik, khususnya organ perasa
b. Kesehatan umum
c. Tingkat pendidikan
d. Keturunan ( hereditas )
e. Lingkungan
f. Gangguan saraf panca indra, timbul kebutaan, dan ketulian
g. Gangguan konsep diri akan kehilangan jabatan
h. Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman dan keluarga
i. Hilangnya kekuatirian dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambaran diri, dan konsep diri

C. PERUBAHAN PSIKOSOSIAL
Masalah perubahan psikososial serta reaksi individu terhadap perubahan ini sangat beragam, bergantung pada kepribadian individu yang bersangkutan. Orang yang telah menjalani kehidupannya dengan bekerja, mendadak dihadapkan untuk menyesuaikan dirinya dengan masa pensiun. Bila ia cukup beruntung dan bijaksana, maka ia akan mempersiapkan diri dengan menciptakan berbagai bidang minat untuk memanfaatkan waktunya, masa pensiunnya akan memberikan kesempatan untuk menikmati sisa hidupnya. Namun, bagi banyak pekerja, pensiun berarti terputus dari lingkungan, teman-teman uang akrab, dan disingkirkan untuk duduk-duduk dirumah atau bermain domino di klub pria lanjut usia.
Perubahan yang mendadak dalam kehidupan akan membuat mereka merasa kurang melakukan kegiatan yang berguna, perubahan yang mereka alami diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Minat
Pada umumnya pada masa usia lanjut minat seseorang akan berubah dalam kuantitas maupun kualitasnya. Lazimnya minat dalam aktivitas fisik cenderung menurun dengan bertambahnya usia. Kendati perubahan minat pada lansia jelas berhubungan dengan menurunnya kemampuan fisik, tidak dapat diragukan bahwa hal tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial
2. Isolasi dan kesepian
Banyak faktor bergabung, sehingga membuat orang berusia lanjut terisolasi dari yang lain. Secara fisik, mereka kurang mampu mengikuti aktifitas yang melibatkan usaha. Makin menurunnya kualitas organ indra yang mengakibatkan ketulian, penglihatan yang kabur, dan sebagainya. Selanjutnya membuan lansia merasa terputus dari hubungan dengan orang-orang lain. Faktor lain yang membuat isolasi seakin menjadi lebih parah adalah perubahan sosial, terutama meregangnya ikatan kekeluargaan. Bila lansia tingal bersama sanak saudaranya, mereka mungkin bersikap toleran terhadapnya, tetapi jarang menghormatinya. Lebi sering terjadi lansia menjadi terisolasi dalam arti kata yang sebenarnya, karna ia hidup sendiri.semakin lanjut usianya, kemampuan mengendalikan perasaan dengan akal melemah, dan orang cenderung kurang dapat mengekang dari dalam perilakunya.frustasi kecil pada tahap usia yang lebih mudah tidak menimbulkan masalah,pada tahap ini membangkitkan luapan emosi dan mereka mungkin bereaksi dengan ledakan amarah atau sangat tersingggung terhadap peristiwa-peristiwa yang menurut kita sepele.
3. Peranan iman
Menurut proses fisik dan mental, pada usia lanjut memungkinkan orang yang sudah tua tidak begitu membenci dan merasa khawatir dalam memandang ahir kehidupan dibanding orang yang lebih muda. Namun demikian, hamir tidak dapat disangkal bahwa iman yang teguh adalah senjata yang paling ampuh untuk melawan rasa takut terhadap kematian. Usia lanjut memang merupakan masa dimana kesadaran religius dibangkitkan dan diperkuat. Keyakinan iman yang menunjukan bahwa kematian bukanlah ahir, tetapi merupakan permulaan yang baru memungkinkan individu menyongsong ahir kehidupan dengan tenang dan tentram.
4. Perubahan kognitif
Perubahan pada fungsi kognitif diantaranya adalah kemunduran pada tugas-tugas yang membutuhkan kecepatan dan tugas yang memerlukan memori jangka pendek, kemampuan intelektal tidak mengalami kemunduran, dan kemampuan verbal dalam bidang vocabulary ( kosa kata ) akan menetap bila tidak ada penyakit yang menyertai.
5. Perubahan spiritual
Perubahan yang terjadi pada aspek spiritual lansia adalah sebagai berikut.
a. Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya ( maslow, 1970 ).
b. Usia lanjut makin matur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini telihat dalam cara berpikir dan bertindak dalam sehari-hari ( murray dan zentner, 1970 ).
c. Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun menurut fowler adalah universalizing, perkembangan yang dicapai pada tingkat ini adalah berpikir dan bertindak dengan cara memberikan contoh cara mencintai dan bersikap adil.





























DAFTAR PUSTAKA
 http://nurse87.wordpress.com. Asuhan Keperawatan Pada Lansia
 http://www.masbied.com/2011/03/14/konsep-medis-askep-pada-lansia

 Martono, Hadi. 2009. Buku Ajar Boedhi Darmojo Geriatri. Jakarta : FKUI Edisi

 Mubarak, Wahit Iqbal . 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi. Jakarta : Salemba Medika
 Parsudi, Imam A. 1999. Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta: FKUI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar